WARGA SITUMORANG DUKUNG KEPEMIMPINAN H SYAMSUL ARIFIN

 

Medan (SIB)
Musyawarah besar (Mubes) Parsadaan Pomparan Ni Ompu Tuan Situmorang Sipitu Ama Dohot Boruna Se-Indonesia tahun 2008 berlangsung meriah dan penuh keakraban antara seluruh warga Situmorang berbagai lapisan profesi dari seluruh Indonesia. Acara yang dilaksanakan di Hotel Danau Toba, Sabtu (12/7) itu menjadi sangat istimewa dan luar biasa karena dihadiri Dirjen Otda DR Sojuangon Situmorang,MSi dan dihadiri Gubsu H Syamsul Arifin, SE yang membuat acara berlangsung penuh gelak tawa.

Kehadiran tokoh masyarakat Batak DR GM Panggabean selaku tokoh Batak yang dianggap penting, datang bersama Ir GM Chandra Panggabean selaku anggota DPRD Sumut dan Ketua PGI Sumut JA Ferdinandus serta kehadiran artis Batak dari Jakarta pentolan Tri Lasidos, Bunthora Situmorang melengkapi istimewanya Mubes yang mengambil tema, “Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Pomparan Ni Ompu Tuan Situmorang, Sipitu Ama Dohot Boruna, Meningkatkan Kualitas SDM Di Era Globalisasi,”

Puncak kemeriahan acara tatkala pentolan trio legendaries “Trio Lasidos” Bunthora Situmorang saat mengajak DR GM Panggabean berjoget sambil bersama-sama seluruh hadirin menyanyikan lagu “Situmorang Nabonggal” ciptaan komponis legendaries Nahum Situmorang. Bahkan nama Situmorang dalam lagu itu pun dirubah menjadi “Panggabean Nabonggal” sehingga seluruh peserta ikut bernyanyi.

Bunthora mengatakan, dirinya sangat bangga bisa mengajak Pak GM yang disebutnya sebagai tokoh yang sangat diidolainya untuk mau bernyanyi dan berjoget bersamanya menyanyikan Situmorang Nabonggal. “Pak GM ini satu-satunya tokoh Batak yang menurut saya sangat membanggakan. Kalau kita lihat jasa beliau, sekarang ini berdiri monument Pahlawan Raja Sisingamangaraja di Kota Medan, sampai kiamat dunia itu jasa beliau sudah terpatri. Untuk itu saya sudah lama akan menciptakan lagu berjudul Amang GM Panggabean Na Malo, untuk suatu saat bisa saya nyanyikan,” kata Bunthora Situmorang disambut tepuk tangan para peserta Mubes dan tokoh-tokoh marga Situmorang.

Sebelumnya, Mubes dibuka dengan pemukulan gong sebanyak tujuh kali menandakan tujuh keturunan Tuan Situmorang oleh Dirjen Otda DR Sojuangon Situmorang selaku Penasehat yang kemudian dilanjutkan dengan acara pemberian ulos sebagai cinderamata kepada tiga tokoh masing-masing kepada Gubsu H Syamsul Arifin SE, DR Sojuangon Situmorang, dan DR GM Panggabean.

Kombes (Purn) DU Sitohang selaku panitia Mubes dalam laporannya menjelaskan, mubes itu diikuti 400 peserta sebagai utusan dari berbagai daerah di seluruh Propinsi di Indonesia yang masing-masing mewakili tujuh keturunan Ompu Tuan Situmorang. Mubes itu katanya semata-mata sebagai acara budaya ataupun adat menghimpun dan mempersatukan keluarga besar Situmorang dari berbagai latar belakang.

Agenda Mubes katanya mencoba merevisi, memperbaiki AD/ART yang sudah dirumuskan pada Mubes tahun 2003 lalu di Hotel Dharma Deli yang selanjutnya coba dirumuskan atau menghaluskan tarombo adat yang selama ini sudah disepakati dan dilaksanakan. Puncak acara Mubes adalah memilih pengurus DPP Parsadaan Tuan Situmorang Sipitu Ama periode 2008-2013. Dalam rangkaian mubes, panitia juga telah melakukan pembersihan dan pengecatan tugu Ompu Tuan Situmorang di Urat Samosir dan melaksanakan ziarah yang diikuti perwakilan dari tujuh keturunan Tuan Situmorang.
Mubes kali ini dihadiri tokoh-tokoh sesepuh di antaranya Ketua DPP lama Ir SH Situmorang para peserta lainnya dari berbagai profesi di antaranya Ir JB Siringo-ringo (Kadis Kehutanan Sumut), Ir Binsar Situmorang,MSi (Kadis Koperasi Medan), AKBP Alisman Nainggolan mewakili boru, Letkol HD Situmorang (Kadis Personil Lanud TNI AU Medan) dan tokoh-tokoh lainnya.

Sambutan Tanpa Teks Gubsu H Syamsul Arifin SE
Gubsu H Syamsul Arifin SE membuka pidatonya tanpa teksnya mengatakan, dirinya sedikit tersinggung dengan panitia ini. “Orang tahu marga saya Silaban, tapi itu tidak dibilang-bilang, mau apa kalian rupanya?” katanya yang langsung membuat peserta Mubes, dan Pak GM dan Dirjen ketawa dan bertepuk tangan.

Berikut petikan pidatonya yang cukup bernas untuk membangun masyarakat Batak meski diwarnai guyon dan canda. Yang saya muliakan, ompung, tulang, nantulang, amang haha anggi, lae, ibotonami, amangboru dan namboru yang saya banggakan.
Saya ini marga Silaban sejak umur 17 tahun, tapi diadati pada saat pesta pada tahun 1974 saat Syamsul berumur 22 tahun.Saya ini Ketua Umum Pengurus Besar MABMI (Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia) dan bergelar Datuk Sri Lilawangsa Hidayatullah. Gelar ini Pak GM, sudah diakui dunia dan saya bangga. Tanggal 22 Juli mendatang ada Jubileum Kerajaan Kedah dan saya salah satu tamu kehormatan yang ditunggu.
“Saya sengaja tidak membaca teks pidato yang disiapkan Pemda ini karena ini tidak cocok sama saya. Ini nanti saya bagi-bagi saja sama wartawan, ini tidak jelas ini,” katanya lagi-lagi membuat hadirin tertawa.

Saya merasa bangga hari ini berdiri di tengah-tengah pertemuan marga Situmorang. Pertemuan ini sangat penting karena saya melihat saat ini ada tanda-tanda kehilangan warna adat Batak. Semalam saya sampaikan di Samosir. Di sana, di depan Menteri PDT saya katakan, bahwa saya telah diperintah Ketua saya Pak GM ini untuk membangun Tapanuli. Pak GM ini bukan ketua ecek-ecek pak, saya ikut Pak GM ini tahun 1970 saat itu saya wartawan. Saya ini anak yang manja tapi berani melawan, yang lain takut sama dia. Karena orang bodoh kalau mau pandai harus berani melawan, itulah orang Batak.
Orang Batak itu biar miskin, dia bodoh di kampungnya, tapi kalau dia mau pandai BTL (Batak Tembak Langsung) dia ke Jakarta, jadilah dia seperti Dirjen Otda (maksudnya DR Sojuangon Situmorang-red), jadilah Sekjen Depsos, jadilah Sekjend BPK karena BTL itu. Karena kalau menurut prosedur, tidak ada Kombes di sana paling tinggi AKBP. Tapi karena dia miskin, dia bodoh, dia memberontak. Karena kata Tuhan, nasib tidak akan berubah kalau tidak manusia itu sendiri yang merubahnya.

Kembali kepada tanda-tanda kehilangan jati diri Batak itu menurut Syamsul, dia telah melihat sendiri Samosir, kampung Batak yang paling top. Menurutnya orang Batak sudah banyak yang kaya. “Kepada Presiden pun pernah saya katakan, orang Batak kaya-kaya di Jakarta tapi di kampungnya warganya miskin saja semuanya. Benar atau tidak benar bapak tengok nanti. Akhirnya Presiden akan membuktikan, dia akan berada dua hari tiga malam di Sumut. Mungkin hal yang tidak pernah terjadi Presiden berada di satu daerah selama tiga hari dua malam,” katanya.

Menurut Gubsu, dia akan membuat pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat dengan Presiden yang akan dilaksanakan di Hotel Grand Angkasa tanggal 15 Juli 2008. Untuk itu Syamsul berharap Pak GM hadir karena beliau saya harapkan ikut mendukung saya nanti saat pertemuan dengan Presiden itu.

Tanggal 16 Juli Presiden akan meresmikan Kantor Bupati Simalungun di Kecamatan Raya, sekaligus panen raya padi. Itu kampung Batak juga, bukan Langkat itu. 18 Juli malam kita usulkan beliau nginap satu malam di Danau Toba sekaligus melihat-lihat keindahan Danau Toba itu. Saya agak ketar ketir ini Pak GM, apakah akan mengecewakan atau tidak tapi berkat dukungan semua orang Batak, kegiatan itu akan sukses. Makanya semua orang Batak harus bilang ke kampung, ramaikan itu Pesta Danau Toba karena Presiden yang datang,” katanya.

Kemarin saya juga meninjau kesiapan itu bersama Ir GM Chandra Panggabean sebagai anggota DPRD Sumut Dapem Tapanuli untuk membantu demi suksesnya acara itu. Tentunya itu urusan Pak Chandra karena dia lebih pandai cakap Batak daripada saya.
Harapan saya dalam pertemuan Situmorang ini, ada kesatuan dan persatuan. Orang Batak biasanya kalau miskin duduk sama-sama. Kalau sudah kaya mulai berkelahi. Kalau orang Melayu bilang, macam berburu rusa. Waktu mau nangkap semuanya oke, begitu rusanya tertangkap dan mau bagi-bagi baru mulai ribut-ribut karena semua mau kaki, semua mau kepala.

Makanya kita belajar banyak kepada Pak GM soal konsisten perjuangan. Saya bukan hormat yang pura-pura sama Pak GM. Puluhan tahun Pak GM ini menggaransi saya selama kepemimpinan saya. Beliau juga pernah menjamin saya kepada salah seorang tokoh nasional pada saat saya calon Gubernur. Saya sendiri tidak tahu, tokoh itu yang cerita sama saya. Itu karena simbol saya, Syamsul Arifin putra Melayu sahabat semua suku. Itu kami buktikan, kantong kami Pangkalan Brandan di situ semua suku ada, jangankan orang Batak, Irian, Manado, Makasar semua ada di Brandan. Ini yang saya ingin bikin di Sumut, bahwa semua suku harus duduk sama rendah berdiri sama tinggi, kita tidak tanya suku apa ini, agama apa ini, tapi niatnya ngapain di Sumut.

Menurutnya, dirinya selaku Gubsu juga diperintahkan Pak GM membangun dan menghidupkan Danau Toba. Makanya dia mencoba mendorong Menteri PDT agar membantu Samosir. “Semalam saya sudah minta Menteri tolong kau bantu ini kampong binik saya boru Simbolon. Kebetulan Menteri adekan saya dan kawan baik. Kemarin dia (Menteri-red) langsung melemparkan tantangan apa yang dibutuhkan Samosir dan kawasan Danau Toba itu. Jadi silahkan minta tapi dimanfaatkanlah dengan benar,” ceritanya saat mendampingi Menteri PDT Lukman Edi pada pameran Teknologi Tepat Guna dan penyerahan kapal pesiar di Samosir baru-baru lalu.

Membangun Danau Toba menurut Gubsu seluruh Pemkab dan masyarakat di kawasan Danau Toba harus membuat skala prioritas atau bahasa rakyatnya mari menunggu giliran dan jangan berebut. “Jangan bilang, ah Samosir saja ini, Humbahas belum dapat, Taput pun belum dapat, macam mananya kau. Karena Simbolon di sana, langsung kesana yang kau sorong barang itu,” ucap Gubsu.

Makanya lanjut Gubsu, perlu dibuat hubungan bilateral antar sesama pemerintah Kabupaten kawasan Danau Toba biar mereka sendiri yang duduk bersama dan menentukan skala prioritas apa yang dibutuhkan, selanjutnya itu nantinya dijalankan Pempropsu.

“Saya bukan orang pintar, tapi saya adalah orang yang mau bekerja untuk masyarakat. Itu perintah pimpinan saya Dirjen Otda Sojuangon Situmorang. Saya belum pernah bertemu Mendagri pak, itu bukan urusan saya tapi urusan Dirjen Otda itu. Gubernur dan Bupati cukup berurusan dengan Dirjen, biarlah Dirjen yang bercakap sama Mendagri. Karena Mendagri itu sangat percaya sama Dirjennya. Kalau saya yang meyakinkan diri saya, muka saya pun jelek macam mana Mendagri bisa percaya. Tapi kalau Pak Situmorang yang bicara, tidak ada lagi protes, pak Mendagri pasti bilang oh ya bantulah, pak Rifin itu baik itu,” katanya.

Yang perlu menurut Gubsu menggerakkan lagi gerakan marsipature huta na be yang artinya pulang dan membangun kampong halaman. “Saya sedih pak melihat kampung itu. Saya sebelum dilantik, sudah meninjau Danau Toba setelah bertemu dengan Ketua saya Pak GM. Banyak orang Batak sekarang yang justru merusak tanah Batak karena dia kaya. Rata-rata bangunan di sana sudah gedung, sehingga bukan O Tano Batak lagi namanya,” tegasnya.

Syamsul minta hal itu diperhatikan masyarakat di Tanah Batak. Dirinya tidak pernah marah orang mau bangun gedung 20 tingkat tapi jangan merusak tanah Batak karena akan berhadapan dengan Gubsu. Dia mengajak orang Batak membangun rumah berornamen Batak supaya orang cinta sama kampung itu.

“Ini cuma setahun sekalinya dia pulang ke kampung, itu pun membawa mayat dan membangun tugu besar-besar pula supaya tahu orang dia kaya, itu tidak boleh. Saya sudah bilang sama hula-hula saya Simbolon (Bupati Mangindar Simbolon-red) kau hula-hula saya tapi kau anak buah saya, saya komandan kau… saya Gubernur mu,” kata Syamsul membuat para hadirin dan Pak GM dan Dirjen Otda kembali terpingkal-pingkal.
Menurutnya kepada Bupati Samosir telah disampaikan agar Pemda Samosir membuat Perda larangan membangun gedung bila tanpa relief Batak. “Saya minta tolong kepada Ketua saya Pak GM, tolong tulis pak bantu saya membangun Danau Toba. Saya akan panggil semua parsadaan marga dan tokoh-tokoh adat di kawasan Danau Toba, mau dibangun atau tidak. Kalau mau dibangun. Mari jaga kelestarian Danau Toba yang begitu indah,” katanya.

Gubsu bercerita saat kedatangan Gubernur Belanda, pihaknya menyarankan agar meninjau Danau Toba. Setelah berkunjung ke sana dia bilang sama saya, the best itu Danau Toba kenapa tidak kau kelola. Malah saya yang kena marah gara-gara orang Batak, bukan saya yang dipujinya,” katanya.

Syamsul Arifin mengakui dirinya bangga melihat orang Batak termasuk marga Situmorang. Dia pun bercerita tentang kekagumannya kepada Letjen (Purn) DR TB Silalahi saat dirinya bersama Ir GM Chandra Panggabean menghadiri pelantikan siswa baru SMU Plus Soposurung yang dijadikan sekolah internasional.

“Saat itu saya bilang kepada pak TB, Pak Chandra pun tahu itu. Saya tidak suka dan tidak bangga dengan bapak. Bapak dilantik jadi Datuk saya tak datang karena saya tidak suka. Tapi setelah melihat siswa Soposurung itu air mata saya menetes dan menyatakan salut dan cemburu. Pantas Tuhan memberikan talenta kepada Pak TB Silalahi. Mulai dari Soeharto hingga Presiden SBY dia orang yang dipakai otaknya tapi masih mau memperhatikan kampungnya.

Syamsul juga mengaku cemburu melihat DR GM Panggabean karena saat dirinya masih anak kecil, Pak GM sudah tua. Tapi setelah dirinya tua Pak GM masih kelihatan muda. “Suatu waktu saya beraudensi (di Kantor SIB-red) saya tanya wartawannya… kalian ini menyiksa ketua ku saja. Kenapa Pak GM masih naik tangga, kok tidak dibikinkan lift. Wartawannya bilang beliau nggak suka, masih kuat naik tangga. Dari sisi usia ini tidak mungkin, tapi itulah ada talenta dari Tuhan, diberi kesehatan dan diberi kekuatan kemudian hidup untuk memikirkan orang banyak,” kata Gubsu.

Untuk itu marga Situmorang yang begitu banyak jumlahnya diminta janganlah memikirkan diri sendiri. Pikirkan Situmorang-situmorang yang lain. Soalnya menurut Gubsu, dia mengenal marga Situmorang itu dari genetiknya merupakan orang pintar dan baik. “Saya tantang marga Situmorang, macam mana kalian bisa seperti TB Silalahi,” ujarnya.

Di mata Syamsul, kesuksesan TB Silalahi karena selalu melaksanakan tiga hal dari Bibel, pertama tidak menjadi Judas Iskariot (berkhianat) tapi jujur dan setia. Kedua menjadi Daniel dalam kehidupan sehari-hari. Daniel itu dimasukkan ke kandang singa tapi singa pun takut, seperti Pak TB katanya segala macam fitnah banyak dilayangkan orang. “Mungkin saya juga termakan fitnah-fitnah itu. Tapi saya bilang waktu itu sama Pak TB, ternyata bapak pegang sabda Jesus yang terakhir itu … oh Tuhan ampuni mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Yang ketiga itu memegang sabda Yesus,” katanya menirukan kepercayaan umat Nasrani.

Menurutnya, orang lain termasuk dirinya juga seharusnya berpedoman kepada tiga hal itu. Syamsul bercerita ayahandanya belajar di sekolah Yayasan Gereja Methodis, sehingga hafal isi Alkitab dalam bahasa Inggris. “Beliau selalu bercerita tentang itu, kalau kau mau sukses yang tiga itu kau pegang. Harusnya hari ini bapak-bapak malu melihat saya, tukang kue jadi Gubernur. Orang Batak ada dokter di Medan ini, ada insinyiur, ada Kombes tapi saya yang jadi Gubernur dari Kota Brandan,” katanya disambut tepuk tangan.

Gubsu mengulang kembali, agar orang jangan menjadi Judas Iskariot karena Judas itu berkaitan dengan penghianatan akibat nafsu. “Sebaiknya jadi seperti Jesus karena Jesus itu adalah iman yang tidak pernah kalah dengan nafsu. Daniel itu adalah iman dan singa itu pikiran Kita tengok Pak GM yang hebat, kita cemburu sama dia, kita kirim fitnah sama dia. Tapi kita tidak pernah tanya kenapa Pak GM bisa sampai begitu, kenapa kesehatan diberikan Tuhan sama dia. Pak GM ini, sudah capek, ada yang membantai dia, yang memuji dia, dia hanya mengangguk saja. Sudah tamat aku ilmu kau itu, kata dia. Pak Situmorang kenapa bisa jadi Dirjen, adiknya menjadi Kepala Humas Mendagri, kenapa bisa, karena dia juga memegang Sabda Jesus.

Di akhir pidato tanpa teksnya itu Gubsu H Syamsul Arifin,SE memohon maaf kalau pembicaraan ini tidak pas sebagai gubernur, tapi saya berbicara sebagai marga Silaban, katanya disambut tepuk tangan.

Sementara itu Dirjen Otonomi Daerah DR Sojuangon Situmorang dalam sambutannya mengatakan, Mubes marga Situmorang kali ini terasa lebih istimewa lagi karena kehadiran Gubsu H Syamsul Arifin. Untuk itu seluruh warga Situmorang yang ada di Sumut siap mendukung kepemimpinan Syamsul Arifin sebagai Gubernur untuk lima tahun ke depan.

Menurut Sojuangon dirinya merasa bangga bisa berbicara langsung di hadapan tokoh dan pomparan marga Situmorang se-Indonesia pada Mubes kali ini meskipun dirinya sering berbicara diberitakan media cetak dan elektronik nasional mengenai pekerjaan dan tugasnya.

Berbicara tentang kebanggaan sebagai warga Situmorang, menurutnya tidak berlebihan karena marga Situmorang ini memang pada dasarnya memiliki genetik yang baik, pekerja keras dan mudah beradaptasi dengan kultur lokal. Sehingga tanpa kehilangan jati diri, Situmorang kalau merantau ke daerah orang, tidak memakai marga lain tetapi dia tetap marga Situmorang. “Pak GM pasti tahu, kalau marga Padang di Dairi itu asli marga Situmorang, marga Pinem di Karo itu adalah marga Situmorang. Kalau di Aceh marga Situmorang itu bernama Mohammad Nur tapi kami tetap Situmorang. Jadi sekali lagi kebanggaan itu tetap kita pertahankan dan dijaga.

Sojuangon lebih lanjut mengatakan, marga Situmorang dan borunya umumnya berkiprah di berbagai profesi mulai dari seniman dan budayawan seperti komponis Nahum Situmorang dan penyair Sitor Situmorang, ada yang dibirokrasi, TNI/Polri dan lain-lain. Oleh karena itu lanjutnya, di tengah-tengah kemiskinan yang masih melanda daerah asalnya apakah Tapanuli, Samosir, Balige, Dairi atau Tanah Karo dimana warga Situmorang berada maka Mubes kali ini sangat penting untuk memantapkan kembali persaudaraan marga Situmorang untuk membangun kualitas SDM-nya menghadapi persaingan global.

Dalam kata sambutannya, DR Sojuangon Situmorang mengamini ucapan Gubsu Syamsul Arifin bahwa marga Situmorang genetiknya merupakan orang pintar. Oleh karena itu dia menitipkan marga Situmorang kepada Gubsu, kalau ada yang memenuhi syarat agar diberi kesempatan untuk membantu Gubsu membangun Sum-Utara.

Sementara itu setelah menyelesaikan sidang-sidang komisi, Mubes kali ini berhasil memilih pengurus DPP Parsadaan Pomparan Ni Ompu Tuan Situmorang Sipitu Ama Dohot Boruna Se-Indonesia terdiri dari Ketua Umum Kombes (Purn) DU Sitohang, Wakil Ketua Umum Ir JB Siringo-ringo, Drs Tomi Situmorang dan Drs Laham Situmorang, Sekretaris Umum DR Ir Binsar Situmorang, MSi,MAP dan Bendahara Umum Prof DR RS Parhusip,SPp.(M-17/M-3/c)

8 thoughts on “WARGA SITUMORANG DUKUNG KEPEMIMPINAN H SYAMSUL ARIFIN

  1. raja

    sebenarnya terkesan berlebihan baca isi blog ini. ayolah kawan2 mulailah objektif. kalau mau serius membangun ya panggillah ahlinya. memang beginilah kesalahan orang indonesia umumnya yang tak pernah belajar dari pengalaman masa lalu. berharap punguan marga membangun kampung halaman ? tak mungkin itu kawan malah yang yang ada punguan marga itu menjual kalender marga di kampungku sana. untuk dana punguan

    kalau memang berniat membangun panggillah ahlinya,

    sudah cukuplah kemiskinan dikampung sana dijual-jual, udah cukuplah kelemahan samosir itu dieksploitasi.

    sejak dulu semua orang sudah bilang, kampung kita itu miskinlah, jalannnya belum baguslah, orangnya beginilah begitulah.

    stop eksploitasi kawan
    mari objektif

    salam hangat dan salam kenal

    terimakasih buat yang punya blog

    Reply
  2. Nimrod Sitohang {A.Naomi}

    @kalau memang berniat membangun pangillah ahlinya.

    saya suka penggalan kalimat itu, namun pertanyaan saya buat “raja” siapa ya?

    bisa lebih subjectif mungkin. kira kira siapa ahli yang raja maksud?

    Salam hangat dan salam kenal

    Par Batam

    Reply
  3. Parhobas

    @Raja Simarmata,

    Horas lae telah sudi mampir dan memberi komentar.

    Tujuan blog ini adalah untuk mengangkat semua pandangan tentang situasi dan kondisi Tapanuli pada umumnya. Kalau ada perbedaan pendapat tentang keadaan yang dialami Tapanuli, biarlah perbedaan itu menjadi perhatian semua pemangku kepentingan Tapanuli.

    Blog ini tidak berpretensi sebagai ahli dalam memecahkan masalah pembangunan Tapanuli. Blog ini hanya ingin menyediakan media diskusi yang konstruktif bagi semua pihak yang peduli tentang Tapanuli, terutama mereka yang suaranya tidak mendapat tempat dalam sistim yang ada.

    Reply
  4. Benhard Sitohang

    Saya kira, komentar @raja itu benar adanya, dan sangat baik untuk diteruskan ke GUbSU, GM Panggabean, dan Para tokoh MUBES Situmorang SI7AMA.

    Dari komentar itu juga, saya membaca secara tersirat, bahwa @raja adalah ahli dalam hal pembangunan wilayah .. tentunya termasuk Tapanuli. Nah, kita sangat mengharapkan adanya pemikiran/konsep yang jitu, sehingga bangso kita yang sudah miskin dari sejak dulu itu tidak selalu jadi subyek eksplotasi para orang-orang yang manggung atau yang ingin manggung.

    Seklai lagi welcome @raja, kita tunggu ide-ide yang menjanjikan peningkatan kesejahteraan bagi bangso kita itu.

    Reply
  5. rajasimarmata

    sebelumnya mohon maaf kalau ada yang tersinggung dengan pendapat saya diatas, saya hanya berusaha menaggapi kejadian (isi berita) dan bukan bermaksud mendiskreditkan blog ini maupun penulisnya.

    sekilas kalau masalah yang kita hadapai adalah “ulaon adat” maka yang perlu kita panggil adalah tokoh adat, tokoh masyarakat tokoh agama. tapi meihat permasalahannyakan kompleks jadi yang kita panggil adalah”ahlinya ” misalkan dalam masalah tataperencanaan kota kita panggillah ahli tata kota dan saya pikir masalah tata kota tak bisa diselesaikan dalam acara “bona taon”. disini maksud saya pentingnnya objektif.

    sebagai salah satu contoh tetangga kita malasya dengan petronasnnya, petronas tersebut bukanlah dibangun orang malasya. mereka menyiapkan segala sesuatunya dan tinggal memanggil ahlinya. mungkin kalau dalam masalah di taput atau sumut masalah paling uergent adalah pertanian, karena paling mampu mendorong peningkatan ekonomi kerakyatan. kenapa tidak panggil LIPI untuk meneliti, panggil ahli2 dari IPB, ahli dari USU, libatkan akademisi , ITB dll.

    mungkin kita bisa lihat Fadel Muhammad yang membangun gorontalo dengan jagungnya. kemaren sempat terdengar kerjasama perkebunan jagung dengan taput atau tobasa (mohon dikoreksi) tapi saya ga tahu perkembangnnya. kenapa tidak konsultasi dengan beliau saja. bila penting kita beli konsepnya karena memang sudah terbukti mampu.

    @benhard
    ahli pembangunan wilayah ? wah saya belum tulang, saya masih kuliah. mudah2an aja nanti bisa. tapi kalau perlu saya punya teman ahli dalam tata perencanaan kota alumni ITB sekarang sedang pembantu pemda siantar.

    saya salut dengan yang membuat blog ini serta diskusi yang konstruktif didalamnya

    horas
    http://rajasimarmata.wordpress.com

    Reply
  6. Sitohang Par Bintan

    Menurut saya pertemuan pomparan SIPITU AMA seperti ini memang tidak bisa diharapkan untuk memecahkan masalah pembangunan di Tapanuli. Pertemuan seperti ini sebenarnya bagian dari upaya tokoh marga-marga untuk mendapat perhatian publik. Terlebih saat menjelang pemilu seperti saat ini.

    Pembangunan Tapanuli secara umum adalah masalah yang multi dimensi. Perencanaan tata ruang hanya sebagian dari yang dibutuhkan. Kita sering melihat perencanaan tata ruang dan wilayah di Indonesia ini walaupun sudah dinuatkan menjadi PERDA tetapi akhirnya dilanggar dengan persetujuan PEMDA setempat.

    Apakah SDM Tapanuli tidak mampu? Kenyataan bahwa banyak orang Tapanuli menjadi sarjana yang mumpuni dibidangnya dan jenderal-jenderal yang memegang posisi penting di TNI memberikan bukti bahwa SDM orang-orang Tapanuli sebenarnya mampu.

    Menurut saya persoalannya terletak di pemerintah kita yang tidak kompeten mengurus negara yang sebenarnya sangat kaya sumberdaya alam ini. Dari perjalanan bangsa ini selama 10 tahun sejak reformasi, kesimpulan saya sementara ini, permasalah dasar negara ini adalah pemerintah itu sendiri yang tidak kompeten menjadi penyelenggara negara yang demikian besar.

    Reply
  7. Benhard Sitohang

    Ahli tata ruang hanya bisa menyusun konsep penggunaan ruang agar sinkron, dan sesuai dengan krubuthan masyarakat.

    Yang namanya memperbaiki wilayah, tataruang itu hanya 1 dimensi pengelolaan dari sekian banyak dimensi : sosial, ekonomi, teknologi, budaya. dll.

    Persoalannya akan jauh lebih rumit lagi, karena sudah multi dimensi, dan yang terutama diperlukan adalah kebijaksanaan dan moral para pengelola itu sendiri, agar mampu dan berpikir sehat dalam rangka integrasi seluruh dimensi, sehingga berpengaruh positif bagi kehidupan masyarakat.

    Satu hal penting, yang saya kira biasanya tidak menjadi masalah, tetapi jadi masalah penting di NKRI, adalah masalah politik. Kita tahu, persoalan utama di NKRI masih saja selalu dipengaruhi oleh primordialisme yang didasarkan berbagai hal, apakah itu kedaerahan, kesukuan, bahkan sampai pada agama. Nah, ini yang justru sementara ini dominan menentukan.

    Orang2 pandai tidak kurang, ahli juga banyak, tetapi apakah cukup banyak orang pandai dan ahli dalam mengelola NKRI ???, yang cenderung pasti, lebih didominasi oleh kekuatan politik ya….

    Jadi, yang menjadi pokok masalah sementara ini, walaupun bukan satu2nya, tetapi mendasar, adalah keinginan politik dari sebagian masyarakat itu sendiri.

    Coba perkirakan, betapa besar dana yang dihabiskan untuk pemilu, pilkada.. apa hasilnya ? dibeberapa tempat (mungkin banyak), yang terjadi adalah keributanpasca pilkada. Jadi, anggaran banyak digunakan, dan pada akhirnya menimbulkan pergejolakan, baik antara kelompok, yang didasarkan pada berbagai dimensi primordialisme.

    Jadi, saya kira ini bukan soal melibatkan ahli atau tidak.. tetapi lebih pada aspirasi primordialisme, yang sepatutnya harus diredusir kepentingannya. Tanpa itu, sulit untuk berkembang, karena praktis tidak ada tempat untuk para ahli.

    Dari satu sisi, terkadang kita mungkin mengatakan : betapa kurangnya pemahaman para pembuat keputusan. Tapi, jangan terlalu cepat menuduh, mereka2 itu juga sebagian adalah orang pintar, memiliki wawasan, dan juga punya intern moral obligation untuk berbuat yang lebih baik, Persoalannya terletak pada, apakah kepintaran, wawasan, dan internal moral obligation mendapat tempat yang wajar untuk turut serta membuat keputusan atau tidak.

    Kalau saya berpendapat, justru kebutuhan tenaga ahli itu adalah nomor sekian (bukan no.1), yang lebih diperlukan adalah kondisi yang memungkinkan berperannya moral serta semangat untuk berkembang, tanpa memperhatikan latar belakang. Memang ini tidak cukup, tetapi ini yang perlu menjadi modal dasar sehingga dimungkinkan adanya pembangunan yang realistis mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.

    Reply
  8. suhunan situmorang

    Horas Blog Pro Tapanuli…
    Blog yang bagus dan diperlukan untuk menampung pemikiran-pendapat-saran dan juga kritik menyangkut (pembangunan) di wilayah Bonapasogit. Semoga berkembang dan bisa memberi manfaat bagi siapa saja yang membaca.

    Tapi, taringotnyalah dulu, blog ini bukan mau dimaksudkan sebagai ruang promo bagi marga-marga keturunan Ompu Tuan Situmorang Sipitu Ama, kan? 🙂 Soalnya, seperti sudah banyak kulihat postingan yang menyeret-nyeret marga itu 🙂

    Sekali lagi: sukses untuk pengelola dan penggagasnya.

    Reply

Leave a reply to suhunan situmorang Cancel reply